Sejarah Singkat Berdirinya Organisasi Muhammadiyah di Palembang (1928-1977)

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA ORGANISASI
MUHAMMADIYAH DI PALEMBANG (1928-1977)
(Perkembangan awal)


Sebelum kedatangan organisasi Muhammadiyah di
Palembang,telah ada benih - benih lahirnya organisasi Muhammadiyah di Palembang dibidang

pendidikan,sosial,budaya,agaa dan ekonomi.Dibidang pendidikan,sekolah sekolah yang terdapat di kota Palembang hanya terbatas bagi

anak-anak pegawai pamong praja,anak- anak timur
asing khususnya Cina dan anak-anak
bangsawan.Sedangkan pendidikan formal yang didirikan oleh orang-orang Arab (Al Ihsan di 10 Ilir pada
tahun 1907 dan madrasah Arabiah oleh AlMunawar di
13 Ulu pada tahun 1914),orang - orang Tionghoa di
Palembang (Eng Yhan Hwe Kwan di 16 Ilir pada tahun
1910 yang dikelola yayasan Tiong Hwa Hok Tong) serta
yang didirikan penduduk bumi putera (Madrasah Diniyah Aliyah oleh H.Akil pada tahun 1914 di kampung
sekanak,Madrasah Quraniyah oleh Kemas H.Akib di 15 Ulu pada tahun 1926,Samsoelhoe da oleh H.Husin di 5 Ulu pada tahun 1927).(Peeters, 1997:146-160) .Berdirinya sekolah Muhammadiyah di Palembang
nantinya memberikan kesempatan kepada orang tua
yang akan menyekolahkan anaknya. 


Sedangkan di bidang sosial budaya,ekonomi

diantaranya prestise sosial.Hal ini diwujudkan dalam
bentuk kekayaan.Kekaya an berupa uang menjadi lambang sosial jika modal ekonomi menjadi modal religius dalam bentuk wakaf antara lain dengan membangun masjid,langgar dan sekolah.Biasanya yang mampu untuk mencapai prestise sosial ini adalah
orang kaya (Peteers,1997:1 46).Hal inilah nantinya merupakan salah satu faktor penunjang pendirian
sekolah dan tempat peribadatan dari Muhammadiyah. Dibidang agama, para pemuda ada yang menuntut ilmu
agama di Mekah.Kembalinya mereka pulang ingin mengadakan pembaruan Islam tetapi mendapat tantangan


Mereka biasanya disebut dengan kaum muda.Sedangkan kaum tua dianggap golongan
masyarakat Islam dalam menjalankan Islam masih
berpegang pada tradisi lamanya.Pertentangan kaum tua dan kaum muda ini tidak hanya perbedaan
pandangan khilafiyah tetapi dalam hal merebut massa
pendukung.Organisasi Muhammadiyah nantinya pendukung kaum muda yang mengambil jarak dengan
kaum tua dan anti kolonial (Zed,2003:146). Hal ini tentunya menguntungkan kolonial bisa memecah belah
umat Islam sendiri.Tidak dengan tangan mereka,tetapi
menghancurkan umat dengan sesamanya sendiri. Diantara perbedaan pandangan khilafiyah dalam
masyarakat Palembang adalah talqin.Pada tahun
1929,H.Husin pendukung kaum muda pendiri sekolah
Samsoelhoeda di Palembang yang juga pengurus
Muhammadiyah mengeluarkan brosur yang dinamakan
talqin sebagai bid'ah.Hal ini mendapat reaksi dari kaum tua karena selama ini talqin dilaksanakan ketika
jenazah dikuburkan.Pada akhir bulan November 1929 ketegangan mencapai puncaknya ketika masalah
itu dibawa disidang pengadilan agama.Hasilnya,
kaum muda mengalami kekalahan.Akiba tnya konflik tentang talqin membawa dampaknya dalam
penyebaran geografis tempat tinggal maupun
pemakaman antara kaum tua dan kaum muda.Adapun
penyebaran geografis tempat tinggal kaum muda
paling banyak berada di daerah 3 Ulu,4 Ulu dan 5
Ulu.

Sedangkan pemakaman kaum muda paling banyak di 28 Ilir dan 35 Ilir (Dewi,2002:45). Selanjutnya di bidang ekonomi
lainnya menunjukkan
masyarakat Palembang sebagai masyarakat
maritim.Artinya tidak menutup diri dan mudah menerima kehidupan luar daerah.Kondisi ini sangat
menguntungkan lagi ketika adanya sarana dan
prasarana transportasi sehingga mobilitas penduduk
bertambah.Hal ini sampai kedatangan organisasi
Muhammadiyah yang dapat tersebar sampai didaerah
pedalaman (Hasbullah,1996 :14).

Didorong oleh keinginan oleh penggerak organisasi
Muhammadiyah dan adanya benih - benih lahirnya

organisasi Muhammadiyah di Palembang di atas,maka
sejak tahun 1928 didirikan rantingnya.Adapun penggeraknya berasal dari Minangkabau dan Jawa
antara lain H.Ridwan,Rusli, Raden Subono Purwowiyoto dan Zainal Abidin Djambek.H.Ridwa n adalah penggerak pertama organisasi Muhammadiyah
di Palembang yang berasal dari kota Gede Yogyakarta.Beli au datang ke Palembang pada tahun 1928 mulai berdagang di Pasar 16 Ilir dan bersahabat

dengan H.Anang bin H.Saleh (pemilik percetakan Firma
Meru),Mgs.Ahmad ,H.Abdulhalim,
H .M Abdulkarim,Abdu lkasim,H.Djamal ,H.Abd Somad dan Banan Ahmad.Kemudian mereka mengadakan
pengajian dari rumah ke rumah dan tabligh di
Palembang dan mendirikan ranting organisasi
Muhammadiyah di Talang Jawa Palembang (sekarang
jalan Mayor Ruslan) (Abdullah,1985: 48) Penggerak organisasi Muhammadiyah lainnya adalah
Rusli yang berasal dari Padang seorang pegawai kantor
pos palembang.Rusli sangat tertarik mewujudkan terbentuknya organisasi Muhammadiyah di 4 Ulu.Raden
subono purwowiyoto dari brebes mendirikan ranting di
bukit kecil 26 ilir,Zainal Abidin Djambek dari padang
panjang (ranting di plaju).Menurut K.H Ja'far Hambali
organisasi Muhammadiyah berada dibawah pengaruh
H.Akil.Menurut H.Ikob inisiatifnya KA Kaharudiin ulama dari palembang,sedan gkan menurut Hanafiah Dakfar Mahanam 1928 pendiri pertamanya di talang jawa
palembang.


Menurut Jamaluddin,M.Tu sin Djamaluddin dan Peeters pertama kali pelopor organisasi Muhammadiyah di
Palembang adalah H.Ridwan pada tahun 1928 di Talang

Jawa. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa organisasi
Muhammadiyah dibawa ke Palembang oleh penggerak
organsisasi Muhammadiyah yang merantau ke
Palembang.Hal ini terlihat dari penggeraknya.Mereka mendirikan ranting Muhammadiyah di Talang Jawa, 4

Ulu,Bukit Kecil dan cabang Plaju.Ketiga ranting dan satu
cabang inilah yang disahkan oleh PP Muhammadiyah
1932.

19 Desember 2013 pukul 21:08 · Sejarah