Cara Mengembangkan Simpati
Bagaimana cara mengembangkan simpati
1.Simpatinya karena apa
a.motif agama
b.motif ekonomi
c.motif sosial
d.motif politik
Dari motif ini menguatkan dorongan simpati.
2.Belajar dari hal yang kecil
Mungkin simpati pada orang sekitar dulu ruang lingkup kecil.
3.Sesuai dengan
kemampuan diri
4.Jangan memaksa untuk mendapat balasan kebaikan yang sama dari simpatimu
5.Biasakan untuk belajar hidup masyarakat.Kadang tidak didapatkan di bangku sekolah tapi belajar hidup bermasyarakat
6.Belajar untuk bertanggung jawab terhadap amanah peran dirinya dimasyarakat memungkinkan untuk belajar simpat ruang lingkup perannya.
7.Banyak membaca lingkungan sekitar agar tumbuh rasa peka
8.Jangan menunggu orang lain berbuat.Jadilah inovator!
9.Banyak bersyukur!
Disini penulis berikan kisah munculnya kepekaan sosial untuk simpati pada pencuri beras
Jangan sampai tidak ada beras
Jika tidak ada lauk jika tidak ada sayur
Masih bisa makan kalau ada beras; perut jadi kenyang
Orang yang punya iman walau perut lapar tidak akan mencuri
tidak akan merampok tidak akan berbuat melanggar agama
Namun kasus tertentu seorang pemuda harus dengan alasan
terpaksa mencuri hasil panen punya orang yang nantinya akan
dijual lagi untuk beli beras untuk makan
Kasus tertentu ada pemuda usia remaja belum berumah tangga
mencuri buah kelapa orang lain kerabatnya untuk dijual uangnya
untuk beli beras
Jika sang pemilik kebun punya hati punya rasa bijak tentunya ia
tidak akan perkarakan berurusan dengan hukum alias dengan
jalan damai libatkan keluarga cara baik baik
Namun mungkin ada juga kasus orang pakai hukuman massa
dibantai bahkan sampai mati bisa saja orang hanya sekali mencuri hanya kena imbasnya padahal kita tidak tahu alasan mereka mencuri.
Status suami ingin menafkahkan keluarga
Seorang pemuda status anak ingin beli beras buat keluarga
apalagi jika keluarga anak yatim piatu
Kemana letak perduli masyarakat
Jika ada yang kasus pencurian
Apa penyebabnya
Apa karena mereka butuh beras?
Apa karena dibuat untuk judi
Dibuat untuk miras,masalah hutang atau dendam?