SUKA DUKA MENJADI GURU
Siapa yang pernah menjadi pengajar/pendidik atau guru biasanya tahu bagaimana suka dan duka,kendala apa saja dalam pengajaran,sekedar berbagi dari pengalaman teman - temanku juga yang pernah mengajar baik kerja sekolah desa terpencil sampai dipelosok kota baik yang statusnya pns sampai swasta.
Suka duka menjadi guru
1. Tuntutan kurikulum
Kurikulum biasanya terdapat muatan kompetensi.Kompetensi yang banyak yang harus diterima oleh murid kadang tidak sesuai dengan waktu efektif jam mengajar pada siswa.Kadang dibuat ngebut oleh guru melewati bahan ajar tertentu,kadang dibuat cara dijadikan soal- soal pada bab/materi tertentu,kadang belum habis materi yang disampaikan.
Karena kadang juga tidak sama daya serap siswa pada siswa yang lain.Biasanya yang pusing muridnya apalagi tugas/pekerjaan rumah tak henti -henti,tambahan les murid siswa disana - sini,apalagi hapalan murid berbagai macam di sekolah pondokan.
2.Murid itu ada dari berbagai karakter.
Bawaan dilingkungan rumahnya.Kadang guru tidak bisa semua sama rata penyebaran bimbingan individual maka dibutuhkan klasikal.Maka tidak heran jam belajar bisa saja tidak efektif,jika sarana pelajaran kurang memadai, atau ketidaksiplinan murid/guru.
3.Masalah tim kerja
Kalau sesama guru tidak kompak dalam mendidik murid,tidak kompak hal - hal apa saja yang tidak belum/boleh dibicarakan pada murid.Apa jadinya?Murid bisa saja menjadi bingung mana yang benar.Yang kadang belum saatnya murid harus tahu mengetahui suatu permasalahan.
Contohnya ngomongin masalah politik (memburukkan citra tokok politik tertentu).Dan seorang guru yang bijak seharusnya bijak juga menjaga nama baik sesama guru walau beda pandangan.
4. Guru itu memang harus sabar.
Bagaimana mau masuk pelajaran kalau guru marah - marah,cepat marah.Jujur ketika aku sekolah memang ada guru tertentu yang marah - marah kalau pr kami tidak ada satupun yang benar.Dan membuat kami kecewa,adalah kami selalu dibandingkan dengan anak murid kelas lain,dibandingkan dengan anak - anak di jawa.Maka sebagai guru yang bijak seharusnya tidak boleh memancing ISU SARA.
Maka dengarkanlah keluhan para murid apa yang mereka inginkan,apa yang menjadi kendala mereka kurang motivasi belajar.Tentunya guru tahu mana batasan murid nakal (wajar dengan usianya) dan mana murid yang nakal (kurang ajar).
5.Masalah perhatian
Ketika aku sekolah aku tidak membandingkan mana guru yang perlu dihormati mana yang tidak dihormati.Guru yang sudah mengajar kami,mendidik kami dengan benar sudah sepantasnyalah mendapat penghormatan,sebagai murid santun dgn para guru.
Namun pada kenyataannya kadang kasus tertentu baiknya para murid hanya pada segelintir guru tertentu.Kalau sama saja apa yang dikatakan para guru pada murid tertentu murid tertentu memang nakal/tidak punya etika/malas belajar.Artinya sama saja dan ini butuh ekstra perhatian yang besar yang mau perduli.
6.Jangan terlalu percaya apa yang dikatakan murid.
Khawatirlah adu domba para murid dengan sesama guru.Subjektif bisa saja terjadi.
7.Kasus anak murid
Aku ingat apa kata ibuku.Jangan pernah buat kasus sama guru,teman ketika kamu sekolah.
Alhamdulillaah sampai aku sekolah tidak pernah orangtua dibuat pusing dengan permasalahanku.
Setidaknya tidak buat orangtua dirumah sakit darah tinggi bahkan bisa jantungan gara gara permasalah anaknya disekolah.Namun anak murid tertentu kadang tidak menyadarinya.
Buat kasus disekolah walaupun dalam keluarga baik - baik saja.
8.Ada anak yang menunjukkan superiotas,pandai membully,mempengaruhi teman -teman melakukan perbuatan negatif.
Dan hal perlu diwaspadai pihak sekolah.Apakah masih bisa bertahan mendidik anak yang tak mau taat aturan sekolah,atau dipersilahkan keluar dari sekolah?.
Karena namanya sekolah juga ada aturan.Dan tegas itu memang penting.
9.Masalah update ilmu
Guru sadar memang harus menambah ilmu terus update dengan ilmu pengetahuan/informasi.
Namun kadang tumpang tindih jabatan,aktivitas lainnya,sang guru tidak total untuk mengasah/menambah ilmunya.
10. Tidak ada guru yang tidak senang anak muridnya sukses.
Kalau perlu anak muridnya harus lebih tinggi ilmunya daripada gurunya.
Hanya pesanku
hormatilah para guru yang yang memang pantas dhormati.Ilmu bisa saja tidak berkah,jika murid kurang adab mudah menyelepelekan.
12.Masalah penghasilan
Berapa gaji guru.
Kalau guru pns masih ada harapan untuk mencukupi kebutuhan,termasuk guru yang bekerja di sekolah swasta bonafid/prestise.
Namun beda halnya sekolah swasta yang modalnya beruntung.Gaji satu jam 15.000 sampai 17.000 saja beruntung.Ada juga gaji 10.000 perjam.Tanpa uang intensif.Bagaimana upah koreksi nilai ulangan semester ? Ada yang dihargai 100 rupia peranak.
Mengawas 5 jam ada yang hanya diupah 15.000 rupiah.Tidak ada uang wali kelas perbulan jika sekolahnya swasta yang pas pasan modalnya.Beda halnya sekolah swasta yang prestise bisa 100.000 sampai 200.000 ribu rupiah perbulan.Beruntung bagi guru yang sudah punya kompetensi dapat bantuan dari pemerintah biasanya 24 jam mengajar disekolah sepekan.
Dilematis ada juga guru yang bertahun tahun mengajar swasta dipecat digantikan guru pns dengan alasan menambah jam mengajar yang kurang oleh pns .Kebijakan ini apakah tidak memperhatikan nasib guru yang lain?.Ada juga sekolah yg menerapkan sanksi denda yang terlambat datang anehnya pemotongan gaji seharusnya dipotong biaya ongkos insentif (tidak ada biaya intensif) tapi malah dipotong gaji jam ngajar walau yang namanya aturan haknya sekolah.
Yang ekstrem lagi jika ada aturan sekolah yang mengebiri kebebasan guru apakah sensitivitas sara dan seterusnya.Kalau didesa jangan ditanya.Bisa bisa dapat gaji 200.000 sampai 300.000 disekolah bisa 24 jam sepekan.
Maka tidak heran jika guru dia banyak mengajar ditempat lain aktivitas bisnis,dagang,ngajar private dan bimbel/les.
Maka sangat wajar jika orangtua tertentu tidak mau anaknya jadi guru karena gajinya kecil.Walau sama sama S1 tapi beda profesi bisa beda gajinya.
Yang kasihan sang kepala rumah tangga laki laki sebagai guru.Maka lagu fenomenal umar bakri masih benar adanya.Beda halnya wanita tidak terlalu ngotot cari uang karena pencari nafkah adalah laki laki beda halnya jika wanita sudah janda terpaksa harus kerja keras nafkahkan anak dan keluarganya apapun profesinya.
Miris mau menuntut lebih anak didik cerdas mengapa?.kadang guru saja tidak terbeli laptop beli buku atau ikut seminar untuk mengasah kualitas guru.Maka miris rasanya jika ada wakil rakyat atau elemen masyarakat lainnya yang menuntut biaya dana bombastis yang tidak tepat guna penggunaannya.
13 November 2014 pukul 6:18