Hutang Piutang
Usia kelahiran didepan mata namun tiada persiapan uang ditangan untuk jaga jaga.Rp.2.500.000 untuk jaminan dan bisa diambil kembali jika sudah keluar dari tempat persalinan.Uang itupun sisa hasil dari meminjam uang alias hutang pada orang lain dan sisa tabungan.
Uang tabunganpun habis untuk kebutuhan sehari hari.Mahar pernikahan berupa emaspun masih ditahan oleh orangtua.
Sedih sekali disaat butuh uang tapi tidak ada uang.Padahal uangnya ada dan lebih dari cukup tapi ditangan orang lain yang entah sampai kapan bisa dibayar.Minta sama orangtua kandung tidak punya uang juga.
Sambil berdoa semoga Allah memberikan rezeki yang tidak terduga duga.
Akhirnya..
persalinan tiba..
Kedatangan dari karyawan tempat kerja suaminya..turut datang bergantian..
Setelah dihitung hitung mendapatkan uang Rp.2.500.000 cukuplah untuk keperluan pasca melahirkan dan membayar hutang.
Kebutuhan sehari hari cukup tidak cukup harus cukup.Gali lubang tutup lubang.Kebanyakan pinjam uang untuk keperluan anak dan kebutuhan dapur.
Padahal uangnya ada,tapi entah sampai kapan orang bisa mengembalikan uang kepadanya.
Dengan teman ia pinjamkan namun tiada kabar berita kapan bayarnya.
Dengan kerabat ia pinjamkan namun entah sampai kapan bisa dikembalikan.
Dengan orangtua mahar emasnya ditahan entah sampai kapan dikembalikan.
Tabungannya habis karena banyak digunakan untuk memberi pinjaman pada orang lain dan memenuhi kebutuhan sehari hari karena suaminya gajinya pas pasan.
Sang istri hanya berdoa
"Ya Allah berikanlah kemampuan orang orang agar bisa membayar hutangnya/mengembalikan hak hamba.Jikapun mereka tidak sanggup membayar/mengembalikan gantilah yang lebih baik pada hamba."
Sungguh ia dalam kekurangan.Bagaimana rasanya ketika ia sesungguhnya punya uang tapi terpaksa meminjam uang kepada orang lain karena terbujuk dapat mengembalikan dengan segera..Padahal ia juga perlu.
Ternyata benar...
Lebih sulit bersedekah/memberikan menolong orang lain memberikan materi jika dalam keadaan sempit rezeki.
Namun dianggap mudah jika bisa berikan materi/bersedekah jika keuangan sedang lapang.
Maka segerakanlah bersedekah ketika kamu lapang.Karena jika tidak disegerakan..akan tergeser untuk keperluan duniawi.
Bersedekah atas nama orangtua mungkin dianggap nanti saja..Padahal mereka orangtua kita tidak memikirkan hitung hitungan bagaimana bisa membeli keperluan anak dan makanan bergizi pada anak anaknya.
"Wahai pemberi hutang jangan kau hardik mereka yang meminjam uang kepadamu untuk kebutuhan keluarganya.Mereka mungkin harus tebal muka menanggung malu bagaimana untuk pinjam uang kepadamu."
"Wahai pemberi hutang jika engkau mempunyai harta berkecukupan anggap saja kau sedekahkan kepadanya.Insya Allah ia akan ingat kebaikanmu dan biasanya ia enggan untuk meminjam kembali karena kamu tidak mau menerima pembayaran hutangnya kepadamu."
"Wahai peminjam hutang ketahuilah ia akan ingat akan dirimu karena engkau dianggap berkecukupan dan ia berusaha akan membayarnya jika ia punya uang yang cukup."
"Wahai peminjam hutang buatlah catatan dan datangkan saksi jika diperlukan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan."
"Wahai peminjam hutang jangan kau umbar dirinya punya hutang padamu.Mereka pasti malu punya hutang padamu."
"Wahai peminjam hutang.Selidiki untuk apa hutang itu diperlukan apakah untuk keperluan maksiat atau sebaliknya."
"Wahai pemijam hutang jangan engkau berbuat riba.Menaikkan bunga pinjaman hutang yang akan memberatkannya.
"Wahai peminjam hutang pekalah uang siapa yang akan kau pinjamkan.Jangan kau pakai dari yang bukan
milikmu".
Uang tabunganpun habis untuk kebutuhan sehari hari.Mahar pernikahan berupa emaspun masih ditahan oleh orangtua.
Sedih sekali disaat butuh uang tapi tidak ada uang.Padahal uangnya ada dan lebih dari cukup tapi ditangan orang lain yang entah sampai kapan bisa dibayar.Minta sama orangtua kandung tidak punya uang juga.
Sambil berdoa semoga Allah memberikan rezeki yang tidak terduga duga.
Akhirnya..
persalinan tiba..
Kedatangan dari karyawan tempat kerja suaminya..turut datang bergantian..
Setelah dihitung hitung mendapatkan uang Rp.2.500.000 cukuplah untuk keperluan pasca melahirkan dan membayar hutang.
Kebutuhan sehari hari cukup tidak cukup harus cukup.Gali lubang tutup lubang.Kebanyakan pinjam uang untuk keperluan anak dan kebutuhan dapur.
Padahal uangnya ada,tapi entah sampai kapan orang bisa mengembalikan uang kepadanya.
Dengan teman ia pinjamkan namun tiada kabar berita kapan bayarnya.
Dengan kerabat ia pinjamkan namun entah sampai kapan bisa dikembalikan.
Dengan orangtua mahar emasnya ditahan entah sampai kapan dikembalikan.
Tabungannya habis karena banyak digunakan untuk memberi pinjaman pada orang lain dan memenuhi kebutuhan sehari hari karena suaminya gajinya pas pasan.
Sang istri hanya berdoa
"Ya Allah berikanlah kemampuan orang orang agar bisa membayar hutangnya/mengembalikan hak hamba.Jikapun mereka tidak sanggup membayar/mengembalikan gantilah yang lebih baik pada hamba."
Sungguh ia dalam kekurangan.Bagaimana rasanya ketika ia sesungguhnya punya uang tapi terpaksa meminjam uang kepada orang lain karena terbujuk dapat mengembalikan dengan segera..Padahal ia juga perlu.
Ternyata benar...
Lebih sulit bersedekah/memberikan menolong orang lain memberikan materi jika dalam keadaan sempit rezeki.
Namun dianggap mudah jika bisa berikan materi/bersedekah jika keuangan sedang lapang.
Maka segerakanlah bersedekah ketika kamu lapang.Karena jika tidak disegerakan..akan tergeser untuk keperluan duniawi.
Bersedekah atas nama orangtua mungkin dianggap nanti saja..Padahal mereka orangtua kita tidak memikirkan hitung hitungan bagaimana bisa membeli keperluan anak dan makanan bergizi pada anak anaknya.
"Wahai pemberi hutang jangan kau hardik mereka yang meminjam uang kepadamu untuk kebutuhan keluarganya.Mereka mungkin harus tebal muka menanggung malu bagaimana untuk pinjam uang kepadamu."
"Wahai pemberi hutang jika engkau mempunyai harta berkecukupan anggap saja kau sedekahkan kepadanya.Insya Allah ia akan ingat kebaikanmu dan biasanya ia enggan untuk meminjam kembali karena kamu tidak mau menerima pembayaran hutangnya kepadamu."
"Wahai peminjam hutang ketahuilah ia akan ingat akan dirimu karena engkau dianggap berkecukupan dan ia berusaha akan membayarnya jika ia punya uang yang cukup."
"Wahai peminjam hutang buatlah catatan dan datangkan saksi jika diperlukan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan."
"Wahai peminjam hutang jangan kau umbar dirinya punya hutang padamu.Mereka pasti malu punya hutang padamu."
"Wahai peminjam hutang.Selidiki untuk apa hutang itu diperlukan apakah untuk keperluan maksiat atau sebaliknya."
"Wahai pemijam hutang jangan engkau berbuat riba.Menaikkan bunga pinjaman hutang yang akan memberatkannya.
"Wahai peminjam hutang pekalah uang siapa yang akan kau pinjamkan.Jangan kau pakai dari yang bukan
milikmu".