MEDSOS

Medsos ibarat pisau.Siapa yang pandai menggunakannya bisa menjadi bermanfaat.Sedangkan yang kurang bijak malah 

- Membuka aib sendiri/orang lain
-Memancing konflik isu SARA dan antargolongan
-Menipu orang lain baik status pernikahan,jati diri dan pekerjaan.
-Pamer (gila perhatian orang orang)
-Sia siakan waktu  pekerjaan lainnya jadi terbengkalai
-Curhat yang bukan pada tempatnya
-Psikopat merasa tersakiti
-Mencari celah tempat kumpulan komplotan.


Ada sosok ayah yang sudah punya anak remaja mengaku duda mencari istri atas nama dakwah padahal cuma mengisi kesibukan atas nama iseng.

Ada sosok ibu yang punya anak kecil sampai sibuk dengan sosmed (tidak menghasilkan uang,lupa dengan waktu).Memperhatikan suami makan jadi tidak terurus.

Ada wanita labil yang mudahnya kena rayuan gombal dijanjikan akan dinikahi mudah percaya hanya di sosmed yang tidak kenal direal.

Cukuplah ibarat mutiara.
Mutiara yang tersimpan didalam cangkangnya.
Tidak mudah untuk didapatkan.
Tetap bernilai nilainya walau dilemparkan dalam lumpur.

Identitasnya tidak semuanya semua orang harus tahu.Publik figur juga bukan.
Namun bohongi status itu adalah FATAL.

Cukuplah permasalahan pribadi jangan diumbar kepublik jika tidak mau dicemoohkan.Jika tidak mau dikatakan kekanak kanakan (tidak bisa membawa diri).Jika tidak mau dikatakan lebay (berlebihan) perkara diri yang sepele.

Cukup diam atau berbicara/komentar adalah pilihan jika  dampak baiknya dianggap lebih besar jika diam atau bicara.


Cukuplah kisah/pengalaman buruk orang lain dijadikan introspeksi diri.Pengalaman mengesankan/bernilai menjadi cambukan dan contoh teladan.


Cukuplah sering sering menata hati agar tidak terkena yang namanya
"Jatuh cinta yang salah"
"Buruk sangka"
"Fitnah"
"Mencaci"
"Iri"
"Dengki"
terhadap pertemanan di sosmed.