EMPAT LAWANG
Empat lawang
Folklor yang berkembang lawang itu adalah pintu.
Artinya ada 4 pintu (arah) puyang mendirikan empat lawang
Butuh waktu sekitar antara 10 sampai 12 jam melalui jalur darat.Tidak ada jalan tol.Siap siap mabuk perjalanan jika tidak cocok perjalanan berkelok kelok.
Ketika aku mengadakan pulang kampung..ada beberapa jalan yang rusak ...Kata penduduk setempat ada beberapa truk yang masuk sungai dipinggir jalan akibat tidak ada listrik jalan dan jalanan terjal rusak berat..
Penduduknya rata rata berkebun kopi...
Ternyata tanaman kopi sudah turun menurun..kopi sebagai mata pencaharian..Jalan menuju kekebun kopi..mesti naik jembatang gantung ada jalan setapak yang bisa dilalui motor (yang sudah dibongkar ulang khusus untuk berkebun)
Pernah petani mencoba tanaman karet.Ternyata gagal karena tidak cocok karena dimakan kera monyet hutan babi hutan pada tanaman karet muda.Kalau dalam struktur tanah ketinggian tanah tidak cocok untuk karet.
Kutemui ada juga masyarakat desa yang mengambil kayu kering bakar..Hanya beberapa masyarakat yang gunakan kompor gas..Tetap gunakan kayu bakar walau ada kompor gas untuk menanak nasi atau air minum.
Tidak terbayangkan berapa jauh perjalanan naik turun bukit hanya untuk mengambil kayu bakar.
Masyarakat desa mengenal batas alam jika bersebelahan dengan kebun yang lain..apakah batas air sungai kecil.batas pohon besar atau tanaman ...
Buruh tani biasanya sebagai tukang rumput menyiangi rumput..dan mengambil hasil panen.Kalau masa waktu aku datang.upah satu orang menyiangi rumput di sekitar tanaman kopi adalah 10.000 rupiah.dan dikasih makan siang, air panas kopi bersama termosnya..Tidak terbayangkan kerja sehari pagi sampai sore cuma diupah 10.000 rupiah.
Sebagai tambahan penghasilan.Petani juga menanam tanaman cabai rawit disekitar tanaman batang kopi..Cuma 10.000 sekilonya pada waktu itu..Namun itu cukuplah untuk kebutuhan sehari hari.Coba bayangkan 10.000 ribu dapat apa? Bisa dapat beras 1 kg.
Bagusnya didesa itu masih ada barter..Jika mereka ada kelapa bisa ditukar dengan cabai dan seterusnya..Jika ada panen kebun sayur atau buah tidak pelit untuk berbagi dikit dengan warga/tetangga.
Harga yang murah adalah sayur dan buah..Namun harga yang mahal semisal kebutuhan 9 bahan pokok..Ikan disungai pun tidak banyak..udang, ikan sungai yang bisa diambil namun tetap hati hati masih ditemukan ular sungai dan buaya..
Jangan tanya kalau masalah gotong royong..karena masih melekat dalam warga...Zamannya dulu puyang mereka masuk organisasi muhammadiyah. terbukti masjid yang didirikan muhammadiyah dan sd muhammadiyah (sekarang tutup)..Artinya Islam duluan yang sampai di empatlawang..
Sama mungkin dengan masalah wilayah lain
1.kemiskinan..Sehingga ada yang putus sekolah karena tidak ada biaya..kemiskinan putus sekolah tidak ada akhlak takutnya tindak kriminalitas..
2.Masalah petani adalah harga pupuk yang mahal atau hilang beredar...Harga yang tidak sebanding dengan hasil kerja keras selama ini oleh ditawarkan tengkulak atau pembeli
3.Akses jalan yang sulit apalagi susah dijangkau
4.Keamanan yang tidak stabil.apalagi jika keamanan tugas pengamanan jauh dari kota rawan kriminalitas
5.Tolong jangan rusak identitas jati diri desa dengan kebudayaan luar/kota yang merusak
6.Pendidikan ingin gratis bagi yang tidak mampu
7.Inginnya kebutuhan 9 bahan pokok terjangkau
8.Lihatlah desa ...apa benar ada dana untuk desa? Apa ada pengawasan dari pemerintah kepada aparat desa agar tidak menyalahgunakan dana?
9.Masih adakah desa yang tidak ada listrik?
Kalau ada bayar berapa penduduk bayar?
10.Rata rata penduduk tidak jadi soal siapa yang memerintah..Yang penting aman damai bisa makan..harga terjangkau..
11.Banyak anak yang pintar dan punya potensi..sayang jika potensi mereka terhenti kalau alasan tidak ada biaya.
12. Coba tanya satu satu penduduk...Mereka kadang pasrah saja pada keadaan..mencari nafkah hanya lanjutkan kebutuhan...Tidak perduli dengan urusan politik atau urusan orang pintar.
13.Butuh inovator didesa..baik yang datang dari kota.Maka rata rata penduduk senang ada manfaatnya jika ada kkn (kuliah kerja nyata) didesa mereka
14.Tidak selamanya penduduk desa itu bodoh atau tidak punya pendidikan.Karena ada juga mereka yang pulang kedesanya mengabdi membangun desanya ( sarjananya diberdayakan)..maka tahu diri jaga adab dimanapun kita berada
15.Desa juga butuh ulama.ustadz ustadzahnya..
Berjalan diterik panas matahari dikebun kopi
melewati jembatan gantung .menyiangi rumput memanen kopi..naik turun bukit jauhnya perjalanan....jika tidak ada angkutan desa ( karena memang jarang ada kecuali jika musim pasar mingguan) harus berjalan kaki berkilo kilo meter...Beratnya membawa hasil kayu bakar, hasil kebun kopi ,piring kotor kesungai untuk di cuci..mencoba aku jalani...
Tangan bisa kasar untuk memetik buah kopi..ditambah lagi nyamuk hutan dan semut hutan (merah dan hitam)...kulit bisa hitam dengan terik panas matahari..Kaki bisa melepuh karena jauhnya perjalanan..Ya Allah ternyata ini rasanya jadi petani yang mereka kerja keras cari nafkah..Yang salut anak usia sd smp masa bermainnya kadang hilang karena untuk membantu orangtua..Mungkin kalah dengan anak kota yang biasanya takut panas takut kotor takut jalan kaki takut kulitnya panas..Mereka mandiri masa kecilnya...bisa memasak bisa menangani kegiatan rumah tangga membereskan rumah...Maka apakah kamu tidak bersyukur?
YANG BERDUIT DIUJI DENGAN HARTANYA
YANG MISKIN DIUJI DENGAN KETIDAKMAMPUANNYA
YANG CANTIK TAMPAN DIUJI DENGAN WAJAHNYA TAMPILANNYA
YANG BURUK RUPA DIUJI DENGAN JASMANINYA
°
Apakah tetap bersabar dan bersyukur?
Kita ini diuji sampai kita mati..
Buka mata pekakan hati kita disekitar kita!
Folklor yang berkembang lawang itu adalah pintu.
Artinya ada 4 pintu (arah) puyang mendirikan empat lawang
Butuh waktu sekitar antara 10 sampai 12 jam melalui jalur darat.Tidak ada jalan tol.Siap siap mabuk perjalanan jika tidak cocok perjalanan berkelok kelok.
Ketika aku mengadakan pulang kampung..ada beberapa jalan yang rusak ...Kata penduduk setempat ada beberapa truk yang masuk sungai dipinggir jalan akibat tidak ada listrik jalan dan jalanan terjal rusak berat..
Penduduknya rata rata berkebun kopi...
Ternyata tanaman kopi sudah turun menurun..kopi sebagai mata pencaharian..Jalan menuju kekebun kopi..mesti naik jembatang gantung ada jalan setapak yang bisa dilalui motor (yang sudah dibongkar ulang khusus untuk berkebun)
Pernah petani mencoba tanaman karet.Ternyata gagal karena tidak cocok karena dimakan kera monyet hutan babi hutan pada tanaman karet muda.Kalau dalam struktur tanah ketinggian tanah tidak cocok untuk karet.
Kutemui ada juga masyarakat desa yang mengambil kayu kering bakar..Hanya beberapa masyarakat yang gunakan kompor gas..Tetap gunakan kayu bakar walau ada kompor gas untuk menanak nasi atau air minum.
Tidak terbayangkan berapa jauh perjalanan naik turun bukit hanya untuk mengambil kayu bakar.
Masyarakat desa mengenal batas alam jika bersebelahan dengan kebun yang lain..apakah batas air sungai kecil.batas pohon besar atau tanaman ...
Buruh tani biasanya sebagai tukang rumput menyiangi rumput..dan mengambil hasil panen.Kalau masa waktu aku datang.upah satu orang menyiangi rumput di sekitar tanaman kopi adalah 10.000 rupiah.dan dikasih makan siang, air panas kopi bersama termosnya..Tidak terbayangkan kerja sehari pagi sampai sore cuma diupah 10.000 rupiah.
Sebagai tambahan penghasilan.Petani juga menanam tanaman cabai rawit disekitar tanaman batang kopi..Cuma 10.000 sekilonya pada waktu itu..Namun itu cukuplah untuk kebutuhan sehari hari.Coba bayangkan 10.000 ribu dapat apa? Bisa dapat beras 1 kg.
Bagusnya didesa itu masih ada barter..Jika mereka ada kelapa bisa ditukar dengan cabai dan seterusnya..Jika ada panen kebun sayur atau buah tidak pelit untuk berbagi dikit dengan warga/tetangga.
Harga yang murah adalah sayur dan buah..Namun harga yang mahal semisal kebutuhan 9 bahan pokok..Ikan disungai pun tidak banyak..udang, ikan sungai yang bisa diambil namun tetap hati hati masih ditemukan ular sungai dan buaya..
Jangan tanya kalau masalah gotong royong..karena masih melekat dalam warga...Zamannya dulu puyang mereka masuk organisasi muhammadiyah. terbukti masjid yang didirikan muhammadiyah dan sd muhammadiyah (sekarang tutup)..Artinya Islam duluan yang sampai di empatlawang..
Sama mungkin dengan masalah wilayah lain
1.kemiskinan..Sehingga ada yang putus sekolah karena tidak ada biaya..kemiskinan putus sekolah tidak ada akhlak takutnya tindak kriminalitas..
2.Masalah petani adalah harga pupuk yang mahal atau hilang beredar...Harga yang tidak sebanding dengan hasil kerja keras selama ini oleh ditawarkan tengkulak atau pembeli
3.Akses jalan yang sulit apalagi susah dijangkau
4.Keamanan yang tidak stabil.apalagi jika keamanan tugas pengamanan jauh dari kota rawan kriminalitas
5.Tolong jangan rusak identitas jati diri desa dengan kebudayaan luar/kota yang merusak
6.Pendidikan ingin gratis bagi yang tidak mampu
7.Inginnya kebutuhan 9 bahan pokok terjangkau
8.Lihatlah desa ...apa benar ada dana untuk desa? Apa ada pengawasan dari pemerintah kepada aparat desa agar tidak menyalahgunakan dana?
9.Masih adakah desa yang tidak ada listrik?
Kalau ada bayar berapa penduduk bayar?
10.Rata rata penduduk tidak jadi soal siapa yang memerintah..Yang penting aman damai bisa makan..harga terjangkau..
11.Banyak anak yang pintar dan punya potensi..sayang jika potensi mereka terhenti kalau alasan tidak ada biaya.
12. Coba tanya satu satu penduduk...Mereka kadang pasrah saja pada keadaan..mencari nafkah hanya lanjutkan kebutuhan...Tidak perduli dengan urusan politik atau urusan orang pintar.
13.Butuh inovator didesa..baik yang datang dari kota.Maka rata rata penduduk senang ada manfaatnya jika ada kkn (kuliah kerja nyata) didesa mereka
14.Tidak selamanya penduduk desa itu bodoh atau tidak punya pendidikan.Karena ada juga mereka yang pulang kedesanya mengabdi membangun desanya ( sarjananya diberdayakan)..maka tahu diri jaga adab dimanapun kita berada
15.Desa juga butuh ulama.ustadz ustadzahnya..
Berjalan diterik panas matahari dikebun kopi
melewati jembatan gantung .menyiangi rumput memanen kopi..naik turun bukit jauhnya perjalanan....jika tidak ada angkutan desa ( karena memang jarang ada kecuali jika musim pasar mingguan) harus berjalan kaki berkilo kilo meter...Beratnya membawa hasil kayu bakar, hasil kebun kopi ,piring kotor kesungai untuk di cuci..mencoba aku jalani...
Tangan bisa kasar untuk memetik buah kopi..ditambah lagi nyamuk hutan dan semut hutan (merah dan hitam)...kulit bisa hitam dengan terik panas matahari..Kaki bisa melepuh karena jauhnya perjalanan..Ya Allah ternyata ini rasanya jadi petani yang mereka kerja keras cari nafkah..Yang salut anak usia sd smp masa bermainnya kadang hilang karena untuk membantu orangtua..Mungkin kalah dengan anak kota yang biasanya takut panas takut kotor takut jalan kaki takut kulitnya panas..Mereka mandiri masa kecilnya...bisa memasak bisa menangani kegiatan rumah tangga membereskan rumah...Maka apakah kamu tidak bersyukur?
YANG BERDUIT DIUJI DENGAN HARTANYA
YANG MISKIN DIUJI DENGAN KETIDAKMAMPUANNYA
YANG CANTIK TAMPAN DIUJI DENGAN WAJAHNYA TAMPILANNYA
YANG BURUK RUPA DIUJI DENGAN JASMANINYA
°
Apakah tetap bersabar dan bersyukur?
Kita ini diuji sampai kita mati..
Buka mata pekakan hati kita disekitar kita!